Sedikit Tentang ISLAM

Dialog Jibril AS dan Allah SWT (bagian I)

 

Sebutlah si Fulan, sabtu pagi ba’da shubuh fulan ikut ngaji tafsir pada sebuah masjid di daerah Laweyan. Pagi itu kebetulan membahas tentang surat Al-An’aam ayat  160

 

Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;

Dalam rangka mengimani firman Allah SWT tersebut, maka fulan bertekad untuk menjalankan dengan total Firman Allah SWT tersebut tanpa ada sedikitpun perasaan ragu di dalam hatinya. Pada hari ahad pagi, berangkatlah ia untuk menjalankan shalat shubuh di masjid yang sama. Setelah selesai pengajian, fulan menginfakkan uang Rp 100.000,- Setelah memasukkan uang yang lumayan besar menurut ukurannya, fulan mencoba menunggu balasan Allah SWT, seberapa Allah SWT akan menepati janji-janjiNYA. Siang itu fulan duduk-duduk sambil sekali-kali melihat jam. Berjam-jam fulan menunggu balasan Allah SWT. Dalam pikiran dia, karena ia infaq Rp 100.000,-, maka Allah SWT akan membalas dengan uang Rp 1.000.000,-

            Kejadian ini menarik perhatian Malaikat Jibril AS. Jibril mengamati apa yang dilakukan fulan sejak ahad pagi. Karena merasa kasihan sama fulan, maka Malaikat Jibril menghadap Allah Azza wajalla. “Ya Alllah” katanya, saya tadi melihat seorang hambaMU yang aneh, baru pertama ini saya menjumpai hamaMU yang seperti ini. Kata Jibril sambil berapi-api.

Jawaban Allah SWT : “Apanya yang aneh ?”

Itu lho ya Gusti (sambil merendahkan dirinya, Jibril melanjutkan pertanyaannya).

Fulan itu lho Gusti… koq tidak percaya dengan firmanMU ?

Ah masa’ ? jawab Allah SWT

Kemudian Jibril AS melanjutkan ceritanya tentang fulan: ‘”dia tadi pagi infaq di masjid sebanyak Rp 100.000,-, tapi setelah infaq dia menunggu balasanMU seperti yang telah Engkau firmankan dalam surat Al-An’aam ayat 160”  Terang Jibril.

“Ya tidak apa-apa, itu namanya sudah percaya akan FirmanKU, bagaimana tidak percaya ? buktinya fulan sudah infaq di masjid.

Namanya juga manusia…manusia itu bermacam-macam bril, tapi dia sudah infaq khan ? yang penting dia infaq di jalanKU, Aku pasti akan membalasnya”

Ya… tapi koq belum Engkau jawab dengan balasan yang telah Engkau janjikan ? kasihan fulan sejak tadi pagi terus menunggu balasan dariMu. kasihan fulan Gusti ! seolah-olah Jibril mengingatkan Allah SWT kalau-kalau Dia lupa memberi balasan kepada hambaNYA. (berani sekali Jibril mengingatkan Allah SWT, tapi karena Allah SWT maha pengampun dan maha mengetahui, maka tetap dijawab dengan baik)

Kemudian beberap saat Allah SWT berfirman kepada jibril. Hambaku fulan itu tidak aneh, justru akulah yang aneh. Coba lihatlah catatan fulan di lauhul mahfudz, perintah Allah SWT kepada Jibril sambil menunjuk arah lauhul mahfudz.

Berjalanlah Jibril ke lauhul mahfudz dengan penuh pertanyaan, apa kira-kira yang tertulis tentang fulan disana.

Alangkah terkejutnya Jibril AS, ternyata tulisan tentang fulan pada hari ahad siang sebelumnya tertulis dia akan kecelakaan, dan untuk dapat sembuh seperti sedia kala fulan harus membayar sebanyak Rp 1.000.000,-.,

Karena fulan sudah infaq Rp 100.000,- tadi pagi maka taqdir tentang kecelakaan tersebut dicoret dengan tinta merah, bahkan di BOLD dengan fontasi yang lebih besar.

Ooooo…. Ini tho balasan Allah SWT atas infaq fulan tadi pagi. Sambil bergumam Jibril berpikir: “mungkin kalau fulan tidak infaq di Masjid dan duduk menunggu balasan Allah SWT, ia akan naik sepeda motor menuruti nafsu untuk makan di warung sate kesayangannya dan dalam perjalanan tersebut fulan mengalami kecelakaan”. Tapi karena fulan menunggu balasan Allah SWT, maka fulan terbebas dari kecelakaan yang sebelumnya telah tertulis di lauhul mahfudz, sehingga fulan terhindar dari kecelakaan yang jika terjadi fulan harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 1.000.000,-

 

Pelajaran dari cerita ini adalah:

  1. Kita tidak pernah tahu tentang catatan taqdir kita di lauhul mahfudz,
  2. Kita harus meyakini semua Firman-firman Allah SWT.

Dengan meyakini 2 hal di atas, kita berharap segala sesuatu yang menimpa diri kita adalah yang terbaik menimpa diri kita sekaligus Allah SWT ridlo dengan segala ikhtiar kita

Wallahul’alam bishawab

Kentingan 22 April 2009